Sumbangan dari Bpk Yulkifli, S.Si, M.Si
Ketika berbicara tentang gunung, banyak hal akan terlintas dalam benak kita, di antaranya gunung api yang meletus dengan dahsyatnya. Kekuatan letusan gunung berapi mampu menimbulkan gempa hebat, gelombang tsunami, maupun muntahan lahar yang meluluhlantakkan apa pun yang diterpanya...
Namun, apakah ini
berarti bahwa ketiadaan gunung akan menghilangkan bencana alam yang kerap kali
menelan korban jiwa ini, dan menjadikannya lebih aman untuk dihuni? Fakta
menunjukkan sebaliknya. Bumi yang rata akibat ketiadaan gunung ternyata justru
akan menghancurkan segala yang ada.
Kerak bumi adalah
lapisan permukaan tempat kita sehari-hari berjalan dan membangun rumah dengan
aman. Tetapi, kerak bumi ternyata tidak diam alias bergerak di atas suatu
lapisan lain yang dinamakan mantle (jaket), yang lebih padat dari kerak bumi.
Jika tidak ada perangkat yang mengendalikan pergerakan kerak bumi ini, maka
goncangan dan gempa terus-menerus akan terjadi di bumi, yang tentu
menjadikannya tempat yang benar-benar tak dapat dihuni. Namun, keberadaan
gunung-gunung dan struktur perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam bumi
berperan besar mengurangi pergerakan lapisan di bawah permukaan tanah, sehingga
mencegah atau memperkecil goncangan yang diakibatkannya.
Gunung-gunung di
bumi terbentuk akibat pergerakan dan tubrukan antar-lempengan raksasa yang
membentuk lapisan kerak bumi (lihat gambar). Ketika dua lempengan saling
bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan yang
kedua. Lempengan kedua yang berada bagian atas terdorong ke atas sehingga
membentuk punggung gunung. Pada saat bersamaan, lempengan yang berada di bawah
terus menembus, menghujam ke bawah, dan membentuk perpanjangan yang jauh ke
dalam bumi. Ini berarti gunung memiliki semacam akar berupa perpanjangan yang
menancap dan menghujam ke dalam bumi. Bagian ini sama besarnya dengan punggung
gunung yang tampak menjulang tinggi di atas permukaan bumi. Dengan kata lain,
gunung tertancap dan mengakar kokoh pada bagian kerak bumi yang disebut mantle
(jaket).
Jadi, gunung
mencengkeram lempengan-lempengan bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah
permukaan bumi. Dengan demikian gunung menembus dan menancap pada tempat
bertemunya lempengan-lempengan tersebut. Dengan cara ini, gunung mencegah kerak
bumi bergerak atau bergeser secara terus-menerus di atas lapisan magma atau di
antara lapisan-lapisannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung sebagaimana
paku atau pasak yang menancap dan mencengkeram lembaran-lembaran papan kayu
dengan erat dan kokoh. Kerak bumi yang bersifat mudah bergerak ini diredam oleh
gunung, sehingga mampu mencegah guncangan hingga batas tertentu.
Gunung yang
tampak kokoh perkasa juga memiliki peran lain dalam menjaga keseimbangan di
bumi, terutama dalam penyebaran panas. Perbedaan suhu antara khatulistiwa dan
wilayah kutub bumi adalah sekitar 100oC. Jika perbedaan suhu
tersebut terjadi di permukaan bumi yang rata, maka ini akan memunculkan aliran
udara berupa badai angin sangat kencang berkecepatan hingga 1000 km (621 mil)
per jam yang akan menghancurkan bumi. Namun, permukaan bumi yang tidak rata
mampu menahan aliran angin kencang yang dimunculkan oleh perbedaan suhu ini.
Jajaran pegunungan bermula dengan gunung Himalaya di Cina, yang berlanjut
dengan gunung Taurus di selatan Turki, dan kemudian naik ke atas hingga jajaran
pegunungan Alpina di Eropa. Jajaran pegunungan Atlantik dan Samudera Pasifik
juga memiliki fungsi yang sama.
ebagaimana seluk-beluk dan bagian bumi yang lain, apa
yang ada pada gunung merupakan bagian dari kekuatan, kehebatan dan kesempurnaan
ciptaan Allah. Allah telah menciptakan bumi beserta seluruh seluk-beluknya
dengan sempurna sebagai tempat hidup kita.
Setelah
mengetahui sejumlah hal yang mengagumkan ini, manusia sepatutnya sadar dan
mengakui bahwa hal terpenting dalam hidupnya adalah kewajiban untuk mengabdi
kepada Allah, dan beramal untuk tujuan yang satu ini. Sebab, manusia senantiasa
bergantung pada nikmat Allah yang tak terhingga, sedangkan Allah, Dia Mahakaya
dan tidak memerlukan sesuatu pun. Inilah kebenaran terpenting yang hendaknya
didapatkan dan dipahami oleh manusia di balik dahsyatnya kekuatan alam,
sebagaimana yang ada pada gunung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar