Senin, 05 September 2011

edisi lawas... periode '78 -> (1)


edisi lawas...
ini merupakan salah satu bahasan utama dalam buletin dakwah Al-Qalam Forsia periode 2007-2008

Kewajiban Manusia Menjaga
              Sumber Kekayaan Alam



Sumbangan dari Drs. Herman Munaf, M.Si 

“Allah yang menciptakan langit dan bumi menurunkan air hujan dari langit dan mengeluarkan berbagai buah-buahan dari air itu menjadi rezeki untukmu.
Dan dia menundukkan bahtera bagimu supaya behtera itu dengan kehendak-Nya dan juga menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan dia menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang selalu beredar (dalam orbitnya) dan Dia juga menundukkan malam dan siang bagimu. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah niscaya kamu tidak dapat menghitungnya."
(Al Qur’an, Surat Ibrahim: 32-34)






   Allah SWT telah memberikan kita sesuatu yang patutu disyukuri berupa kekayaan alam yang berlimpah. Sumber kekayaan alam demikian melimpah, mulai dari kekayaan di daratan dan laut, hewani dan nabati, serta bahan tambang yang ada di perut bumi ini. Semua, Allah SWT ciptakan untuk kesejahteraan umat manusia. Manusia dapat memanfaatkan dengan arif dan tidak tamak. Satu hal yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga sumber kekayaan tersebut.
Menjaga sumber kekayaan alam merupakan nikmat Allah SWT bagi makhluk-Nya adalah kewajiban bagi setiap manusia. Maka barangsiapa yang hendak mensyukuri nikmat tersebut, kita harus selalu menjaganya dari pencemaran, kehancuran serta bentuk-bentuk lain yang termasuk



dalam katagori perusakan diatas muka bumi.
Pada titik singgung seperti inilah, Allah SWT berfirman kepada Bani Israil setelah memancarkan dua belas mata air dari sela-sela berbatuan, “makan dan minumlah kalian dari rezeki (yang diberikan) Allah SWT dan jangan kalian berkeliaran di muka bumi ini dengan berbuat kerusakan.” (Al-Baqarah: 60)
Di bagian lain dari Al-Qur’an, diceritakan pula bahwa Nabi Syu’aib berkata kepada kaumnya, “Dan janganlah kalian mengurangi barang-barang takaran manusia dan timbangannya. Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi sesudah perbaikannya.” (Al A’raf: 74)
Perusakan di atas muka bumi terkadang berbentuk fisik atau materi, seperti penghancuran tatanan lingkungan, pencemaran, merusak keindahan ataupun dengan menghilangkan berbagai manfaat yang terkandung di dalamnya. Ada pula perusakan berbentuk non materi seperti meluasnya kezaliman, menjamurnya kebatilan, kejahatan semakin merajalela, maksiat semakin merebak, terbunuhnya hati nurani dan tersesatnya akal pikiran.
Kedua bentuk perusakan tersebut, sangat dibenci oleh Allah SWT dan siapapun yang melakukan hal tersebut, niscaya tidak akan pernah memperoleh cinta-Nya Sebab itu secara berulang-ulang disebutkan dalam Al Qur’an bahwa Allah, “Tidak menyukai orang-orang yang  membuat kerusakan.” (Al Maidah: 64). Sebagaimana disebutkan pula bahwa, “Tidak menyukai kebinasaan.”(Al Baqarah: 205). Kemudian pada ayat-ayat lain, Allah SWT dengan tegas mencela orang-orang yahudi dalam firman-Nya, “Mereka melakukan perusakan di muka bumi dan Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (Al Maidah: 64)

Bahasan Utama
 
Sumber kekayaan alam adalah segala bentuk kandungan alam, sebagai nikmat Allah SWT yang bisa dimanfaatkan, di eksploitasi dan diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Kandungan alam tersebut antara lain berbentuk  kandungan logam mulia, bijih besi, gas, dan unsur tambang lainnya, kandungan air sebagai sumber kehidupan beragam tumbuh-tumbuhan, baik didaerah pertaniann, pekebunan maupun di berbagai hutan.
8-Point Star: 04Selanjutnya, sumber kekayaan alam ini bisa berbentuk kekayaan laut yang dapat kita temui di sepanjang pesisir atau pun dasar samudra yang dalam, dapat berupa tambang minyak bumi, gas yang tedapat di perut bumi atau sumber kekayaan biota-biota laut yang beraneka ragam tersebar di lautan kita. Belum lagi kekayaan alam yang belum bisa kita olah berupa energi yang berasal dari energi dari tenaga gelombang, angin dan surya.
Demikianlah sumber kekayaan alam yang telah Allah SWT limpahkan kepada manusia untuk kesejahteraan hidup di muka bumi ini. Satu cara untuk mensyukurinya adalah dengan menjaga kekayaan alam tersebut sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal.
Al Qur’an telah merangsang akal dan konsentrasi kita agar selalu mengingat tentang keadaan lingkungan sekitar kita, dengan air, udara, laut, dan sungai yang tiada batasnya. Demikian juga hubungan manusia dengan tumbuhan, hewan serta lingkungan telah diatur secara bijaksana dalam Al Qur’an. Kita juga dirangsang untuk memikirkan matahari dan bulan, serta siang dan malam yang semuanya diciptakan agar beranfaat bagi manusia.
Begitu kemuliaan dan nikmat yang telah Allah karuniakan kepada manusia. Maka seandainya manusia bisa berfikir dan memiliki ilmu pengetahuan yang memadai, seyogyanya manusia mampu memanfaatkan apa yang telah disediakan Allah SWT. Dalam Al Qur’an pada surat Ibrahim yang telah disampaikan di awal tulisan, Allah telah menjanjikan semuanya. Pada ayat lain dinyatakan bahwa, “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah SWT telah menundukkan untuk (kepentinganmu)apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.”(Luqman: 20). Kemudian ditegaskan kembali bahwa, ”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah SWT) bagi kamu yang berfikir.” (Al Jatsiyah).
8-Point Star: 05Akhirnya, marilah kita jaga sumber kekayaan alam kita. Kita syukuri semua karunia dan nilmat Allah SWT dengan memanfaatkan dan mengelola kekayaan alam secara bijak dan adil. Kekayaan alam ini sebenarnya merupakan warisan untuk anak cucu kita kemudian, karena itu bijksanalah memanfaatkan dan mengelolanya. Fastabikul khairat.

Abu Habibie






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar