edisi lawas...
ini merupakan salah satu bahasan utama dalam buletin dakwah Al-Qalam Forsia periode 2007-2008
Kewajiban Manusia Menjaga
Sumber
Kekayaan Alam
Sumbangan dari Drs. Herman Munaf, M.Si
“Allah yang menciptakan langit dan bumi menurunkan air
hujan dari langit dan mengeluarkan berbagai buah-buahan dari air itu menjadi
rezeki untukmu.
Dan dia
menundukkan bahtera bagimu supaya behtera itu dengan kehendak-Nya dan juga
menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan dia menundukkan pula bagimu matahari dan
bulan yang selalu beredar (dalam orbitnya) dan Dia juga menundukkan malam dan
siang bagimu. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa
yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah niscaya
kamu tidak dapat menghitungnya."
(Al Qur’an, Surat Ibrahim: 32-34)
Allah SWT telah memberikan kita sesuatu yang
patutu disyukuri berupa kekayaan alam yang berlimpah. Sumber kekayaan alam
demikian melimpah, mulai dari kekayaan di daratan dan laut, hewani dan nabati,
serta bahan tambang yang ada di perut bumi ini. Semua, Allah SWT ciptakan untuk
kesejahteraan umat manusia. Manusia dapat memanfaatkan dengan arif dan tidak
tamak. Satu hal yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga sumber kekayaan
tersebut.
Menjaga
sumber kekayaan alam merupakan nikmat Allah SWT bagi makhluk-Nya adalah
kewajiban bagi setiap manusia. Maka barangsiapa yang hendak mensyukuri nikmat
tersebut, kita harus selalu menjaganya dari pencemaran, kehancuran serta
bentuk-bentuk lain yang termasuk
dalam katagori perusakan
diatas muka bumi.
Pada titik singgung
seperti inilah, Allah SWT berfirman kepada Bani Israil setelah memancarkan dua
belas mata air dari sela-sela berbatuan, “makan dan minumlah kalian dari
rezeki (yang diberikan) Allah SWT dan jangan kalian berkeliaran di muka bumi
ini dengan berbuat kerusakan.” (Al-Baqarah: 60)
Di bagian
lain dari Al-Qur’an, diceritakan pula bahwa Nabi Syu’aib berkata kepada
kaumnya, “Dan janganlah kalian mengurangi barang-barang takaran manusia dan
timbangannya. Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi sesudah
perbaikannya.” (Al A’raf: 74)
Perusakan di atas muka
bumi terkadang berbentuk fisik atau materi, seperti penghancuran tatanan
lingkungan, pencemaran, merusak keindahan ataupun dengan menghilangkan berbagai
manfaat yang terkandung di dalamnya. Ada pula perusakan berbentuk non materi
seperti meluasnya kezaliman, menjamurnya kebatilan, kejahatan semakin
merajalela, maksiat semakin merebak, terbunuhnya hati nurani dan tersesatnya
akal pikiran.
Kedua bentuk
perusakan tersebut, sangat dibenci oleh Allah SWT dan siapapun yang melakukan
hal tersebut, niscaya tidak akan pernah memperoleh cinta-Nya Sebab itu secara
berulang-ulang disebutkan dalam Al Qur’an bahwa Allah, “Tidak menyukai
orang-orang yang membuat kerusakan.” (Al
Maidah: 64). Sebagaimana disebutkan pula bahwa, “Tidak menyukai kebinasaan.”(Al
Baqarah: 205). Kemudian pada ayat-ayat lain, Allah SWT dengan tegas mencela
orang-orang yahudi dalam firman-Nya, “Mereka melakukan perusakan di muka bumi
dan Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (Al Maidah:
64)
|
Selanjutnya, sumber
kekayaan alam ini bisa berbentuk kekayaan laut yang dapat kita temui di
sepanjang pesisir atau pun dasar samudra yang dalam, dapat berupa tambang
minyak bumi, gas yang tedapat di perut bumi atau sumber kekayaan biota-biota
laut yang beraneka ragam tersebar di lautan kita. Belum lagi kekayaan alam yang
belum bisa kita olah berupa energi yang berasal dari energi dari tenaga
gelombang, angin dan surya.
Demikianlah
sumber kekayaan alam yang telah Allah SWT limpahkan kepada manusia untuk
kesejahteraan hidup di muka bumi ini. Satu cara untuk mensyukurinya adalah
dengan menjaga kekayaan alam tersebut sehingga mampu memberikan manfaat yang
optimal.
Al Qur’an telah merangsang akal
dan konsentrasi kita agar selalu mengingat tentang keadaan lingkungan sekitar
kita, dengan air, udara, laut, dan sungai yang tiada batasnya. Demikian juga
hubungan manusia dengan tumbuhan, hewan serta lingkungan telah diatur secara
bijaksana dalam
Al Qur’an. Kita juga dirangsang untuk memikirkan matahari dan bulan, serta
siang dan malam yang semuanya diciptakan agar beranfaat bagi manusia.
Begitu
kemuliaan dan nikmat yang telah Allah karuniakan kepada manusia. Maka
seandainya manusia bisa berfikir dan memiliki ilmu pengetahuan yang memadai,
seyogyanya manusia mampu memanfaatkan apa yang telah disediakan Allah SWT.
Dalam Al Qur’an pada surat Ibrahim yang telah disampaikan di awal tulisan,
Allah telah menjanjikan semuanya. Pada ayat lain dinyatakan bahwa, “Tidakkah
kamu perhatikan sesungguhnya Allah SWT telah menundukkan untuk
(kepentinganmu)apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.”(Luqman: 20). Kemudian
ditegaskan kembali bahwa, ”Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah SWT) bagi
kamu yang berfikir.” (Al Jatsiyah).
Akhirnya, marilah kita
jaga sumber kekayaan alam kita. Kita syukuri semua karunia dan nilmat Allah SWT
dengan memanfaatkan dan mengelola kekayaan alam secara bijak dan adil. Kekayaan
alam ini sebenarnya merupakan warisan untuk anak cucu kita kemudian, karena itu
bijksanalah memanfaatkan dan mengelolanya. Fastabikul khairat.
Abu Habibie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar